“Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”...Betulkah???

Kita mungkin tak asing dengan kalimat Mensana Incorpore Sano. Sejak di bangku sekolah dasar, kata yang berarti “Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat” itu kerap didengungkan di telinga kita, bahkan ditulis besar-besar menjadi hiasan dinding.

Pertanyaannya, benarkah adagium berbahasa Latin itu? Ah, ngga juga kaliii...

Lihat saja di jalanan banyak kita temukan orang gila berbadan sehat. Lihat juga di berita TV, betapa banyak koruptor di negeri ini berbadan sehat. Kalau pun mengaku sakit, agaknya itu pura-pura, karena begitu divonis tersangka, saat itu pula mengaku sakit. Bahkan anehnya lagi dengan bangganya ia berkata “ini cobaan dari Tuhan” atau “saya menjadi korban” atau “saya difitnah”. Dan itu semakin membuktikan betapa sakitnya jiwa mereka.

Sebaliknya, sering pula kita menjumpai, orang-orang yang terpaksa tinggal di rumah sakit, tetapi mereka masih berfikir logis, tahu mana benar dan tidak. Singkatnya, fisik mereka memang sakit, tetapi tidak dengan jiwanya.

Sepertinya ada yang salah dengan kata itu, atau mungkin kita gagal faham????????

Tahukah anda??? sebetulnya ada kalimat yang hilang dari dari kata Mensana Incorpore Sano, bunyi utuh kalimat itu adalah Orandum Est Ut Sit Mensana Incorpore Sano. Artinya, marilah kita berdoa semoga di dalam tubuh yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat. (Damarjati Supadjar, ahli filsafat UGM) Sayang, kalimat itu terpotong sehingga maknanya menjadi tak lengkap karena ada kata yang hilang.

Sehingga untuk menjadi “ada jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat”, perlu sebuah doa. Pengharapan, artinya ada usaha untuk meraihnya.

Menjaga kesehatan fisik harus sebanding dengan kesehatan psikis. Pola hidup sehat dengan makan teratur dan olah yang rutin dapat menjaga kesehatan secara fisik. Pola pendidikan yang berkualitas dengan menjunjung tinggi moralitas dapat menumbuhkan psikis atau jiwa yang sehat.

Yuuu...futsal di SMKN 1 Sukanagara!!!!!! Biar sehat.... tes lapangan baru...!!! (^_^) (^_^)